Sehari di Kota Istana- Siak Sri Indrapura





 
 

Assalamualaikum,wr.wb

Halo semuanya, weekend minggu lalu berbeda, kali ini aku dan keluarga pergi keluar kota meski tak begitu jauh. Sebenarnya kota ini sering dikunjungi hanya saja tidak pernah benar-benar mengeksplore kota ini. Dan benar saja banyak hal menarik dan edukatif yang bias dipelajari di dari kota ini.

Selamat datang di Kota Siak Sri Indrapura

 
Kota Siak Sri Indrapura di sebut sebagai Kota Wisata di Riau. Kota yang berada di pinggir Sungai Siak ini memang menawarkan berbagai objek wisata yang menarik ditengah sedikitnya objek wisata di Provinsi Riau. Untuk menuju Kota Siak, anda dapat menggunakan kendaraan umum maupun pribadi dari Kota Pekanbaru selama kurang lebih 2 jam, atau bisa pula dari Kota Pangkalan Kerinci, Pelalawan selama 1,5 jam.  
Kota Siak Sri Indrapura, merupakan Kota Kecil, namun untuk kerapian dan kebersihan aku acungin jempol. Kota ini sangat tertata, coba saja pekanbaru bisa tertata merata seperti di Siak. Begitu kita memasuki kota Siak kita akan langsung disunguhkan oleh jembatan kebanggaan masyarakat Siak yaitu, Jembatan Tengku Agung Sultanah Latifah.

Selain menghubungkan kota Siak yang terpisah oleh sungai, jembatan yang namanya diambil dari nama istri Raja Siak Sultan Syarif Hashim ini memang relatif baru namun sudah menjadi primadona di Siak. Bagaimana tidak, jembatan sepanjang kurang lebih 1.2km memang memiliki daya tarik tersendiri sebagai tempat wisata, diantaranya adalah Jalannya yang lebar ( 4  jalur ) designnya yang di dominasi warna kuning ( Ciri khas warna masyarakat Melayu ) dengan jalan pedastrian di samping kiri kanannya. Selain itu terdapat dua menara setinggi masing- masing 80 meter yang dilengkapi dengan dua buah lift untuk menuju puncak menara. Yang mana rencana kedepan dua menara tersebut nantinya akan dibangun lokasi kafe sehingga pengunjung bisa menikmati keindahan panorama Kota Siak. Ditambah lagi dengan lampu lampu jalan dan lampu dipinggir jalan dengan gaya melayu, menambah keindahan jembatan ini, apalagi saat malam hari sayangnya aku datang tidak malam hari.
Bila anda ingin mengambil foto di tengah tengah jembatan, anda harus berjalan kaki dari ujungl jembatan karena kendaraan dilarang berhenti di sepanjang jembatan. Meski tak jarang banyak wisatawan yang tidak mengerti akan larangan tersebut dan bandel untuk mengambil gambar diatasnya alhasil akan di “usir” paksa oleh mobil patroli yang selalu mondar mandir jembatan. Dari atas jembatan anda dapat menikmati keindahan sungai Siak ( yang berwarna coklat hitam ) dengan berbagai aktivitas diatasnya. Dari atas sini pula anda dapat melihat kompleks perkantoran siak dan Kota Siak dan Islamic Center sekaligus masjid Sultan Syarif Hasyif yang berada tepat disebelah kanan jembatan.

Taman Sultan Agung

 
Sebelum kami menuju istana, kami mencoba berkeling melalui bawah jembatan dan ketemulah dengan sebuah taman dengan miniature jembatan siak didalamnya, jembatan itu bernama “Taman Sultan Agung” dan kali ini kami beruntung bisa melihat bunga teratai yang sedang bermekaran dikolam dekat taman tersebut.


Istana Aseraya Al Hasymiah
Niat awal ke Siak memang ingin masuk kedalam istana pasalnya seringpun saya ke Siak dan alhamdulillah tak pernah masuk kedalamnya. Kali ini saya berhasil masuk kedalamnya. Istana yang masih berdiri megah ini adalah peninggalan kesultanan siak. Terletak di Kampung Dalam, tepat di depan Sungai Siak. Arsitektur Istana ini dari luar sekilas seperti bangunan eropa – timur tengah, namun bila anda masuk kedalam, akan tampak gaya melayu didalamnya.
Kesultanan Siak Sri Indrapura atau sering disebut sebagai Kesultanan Siak adalah kerajaan yang berdiri tahun 1723-1946 di daerah Provinsi Riau sekarang, tepatnya di Kabupaten Siak. Ibukotanya adalah Siak Sri Indrapura. Kerajaan ini didirikan di Buatan oleh Raja Kecik, yang bergelar Sultan Abdul Jalil Rahmad Syah pada tahun 1723, setelah gagal merebut tahta Kesultanan Johor. Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia Raja Siak terakhir Sultan Syarif Kasim II menyatakan kerajaannya bergabung dengan Republik Indonesia yang baru berdiri.

Didepan gapura Istana ini terdapat elang yang bertengger seolah mengawasi setiap pengunjung yang masuk. Sebelum masuk ke dalam Istana, anda akan disambut “karyawan” Istana siak yang menggunakan pakaian khas Melayu. Disini anda harus melepas alas kaki agar tidak mengotori lantai Istana. Istana Siak terdiri dari dua lantai, dilantai dasar istana akan ada beberapa ruangan yang sangat megah, terdiri dari ruang penyambutan tamu, ruang makan, dll. Setiap ruangan di lapisi keramik dan karpet, di dibeberapa sisi dinding terpajang

Ditempat ini juga dipajang beberapa benda peninggalan Kesultanan Siak seperti berbagai macam hadiah dari kerajaan di Eropa, Meriam, singgasana Sultan Siak yang berlapis emas (dupikat), Mahkota Sultan Siak yang berlapis emas(duplikat) dll. Sebagai untuk informasi saja, di Kesultanan Siak ini terdapat Gramophone Komet yang mana fungsinya sama seperti Piringan hitam dan Gramophone Komet ini hanya ada 2 didunia, yaitu Siak dan Germany.

Ada beberapa mitos yang beredar dari masyarak tentang Istana Siak ini, salah satu yang saya dengar adalah mitos tentang cermin kristal milik Permaisuri Kesultanan Siak. Mitosnya, "Barang siapa yang bercermin pada cermin ini, Insyaallah akan awet muda." Konon katanya, cermin ini adalah pemberian Sultan kepada sang Permaisuri dan sebelum diberikan kepada Permaisuri, cermin ini telah diberikan dzikir dan lantunan ayat-ayat suci al-qur'an yang dipercaya membuat Permaisuri terlihat tambah cantik dan awet muda. Percaya gak pecaya, aku tak sengaja bercermin dan photo disana hehehe :D


Lantai atas dan lantai dasar di hubungkan oleh 2 tangga berputar yang masih kokoh sampai sekarang. Di lantai atas, dinding dan lantai terbuat dari kayu, sama seperti bangunan melayu umumnya dan terdapat semacam kamar-kamar dengan banyak pintu dan antara satu kamar dan lainnya saling terhubung. Disini juga dipamerkan berbagai benda peninggalan Kesultanan Siak dan beberapa foto Raja Raja Siak, dll.


Dihalaman istana Siak terdapat sebuah kapal, kereta kencana yang kini sudah dipindahkan ke Balairung, Pos Penjagaan dan sumur tua,  serta sebuah rumah melayu yang menjual aneka suvenir khas Siak.

Masjid Raya Sahabudin dan Makam

Sekitar 500 m di depan Istana Siak terletak pula Mesjid Sultan (Mesjid Raya Sahabuddin), masjid syahabuddin ini merupakan masjid peninggalan kerajaan Siak Sri Indrapura yangdi bangun tepat di tepi sungai siak. mesjid ini bentuknya yang khas dan unik. Disebelah masjid ini adalah makam pahlawan nasional Riau yaitu ‘SULTAN SYARIF KASIM II’ dan beberapa anggota keluarga. untuk makam – makam sultan Siak dan keluarga yang lain juga berapa di pemakaman disekitaran ini. kecuali makam raja kecik (raja siak) pertama berada di buatan.

Area Turap dan Wisata Kuliner Siak
Turap adalah bantaran sungai yang dibangun Pemda sepanjang pinggiran sungai Siak di seputaran Kota Siak Sri Indrapura. Di Turap banyak sekali kafe kafe dan warung yang menjual berbagai makanan dan minuman.

 
Dari Bantaran sungai ini anda dapat menikmati panorama sungai Siak dan Jembatan Tengku Agung Sultanah Latifah dari kejauhan. Di sore hari anda dapat menikmati sunset di atas sungai Siak yang berwarna ke emasan dan pada malam hari, anda dapat menikmati lampu lampu indah di sepanjang Jembatan. Saat ini Siak juga lagi mengembangkan beberapa taman dan water front city dan ada juga pertunjukan air mancur musik dan sayangnya pertunjukan air mancur musik ini hanya bisa dinikmati malam hari.


Islamic Center dan Mesjid Sultan Syarif Hasyim
 
Masjid ini tepat berada di tepi Sungai Siak dan Jembatan Siak, Jika dari arah Pekanbaru masjid ini terletak disebelah kanan. Masjid ini mempunyai Lima kubah besar yang didominasi warna biru dipadu kuning terlihat sangat mencolok. Disalah satu depan pintu masuk, terdapat pula menara yang menjulang tinggi. Tempat ini adalah pusat pengajaran Islam di Siak.




Oke, segitu aja cerita aku yang seharian di kota Istana, Jangan lupa cintai wisata dalam negeri,tetap jaga kelestariannya dan Let's explore Indonesia !

See my vlog about Siak at here :


Warm Regard,







Komentar

  1. keren siak skrng ya cha,, eon ke sini dulu belum ada jembatan.harus naek sampan...hehhehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. What??? masih jaman pake sampan? itu sebelum jaman ada roro penyebrangan ya? aku pernah dulu yg pake roro dan itu SD? dan satu pertanyaan icha, eon pergi tahun piro? HAHAHA

      Sekarang keren sekali eon, ntr kalau ke Pakning, singgahlah ke Siak eon, banyak objek yg bisa diphoto. Kotanya sepi, nyaman dan bersih xD

      Hapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Eh ada milaaaa...thx for visiting...
      sip bos, dilanjutkan ! xD

      Hapus
  3. Pergi ke siak tapi belum pernah mampir ke istana siak :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. hai tius....!
      coba sesekali masuk tius, aku dulu juga gitu, lewat doang. Sesekali wisata history daerah gpp kan :D

      Hapus
    2. Iya gapapa... ntar diusahakan mampir kalo ke siak lagi kalo gitu :D

      Hapus
  4. Wah keren. Saya malah belum pernah ke sini. Kurang piknik nih.
    kpn2 klu balik mau juga deh berkunjung ke siak :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya sekarang siak sudah mulai bebenah dan mencoba menggali potensi wisatanya. HARUS mbak bisa mendapat edukasi juga.

      btw, maaf balasnya lama, ini baru sempat buka blog lagi :D

      Hapus
  5. Berencana berunjung ke Siak? tapi bingung mau kemana?
    Peta wisata Siak bisa di Download disini.. http://tripsiak.blogspot.co.id

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

[DIY] Mie Lendir Kuah Kacang Batam